Lets talk about issue yang sekarang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan dan beredar beritanya. Pelecehan seksual yang terjadi di salah satu sekolah bertaraf internasional di Jakarta, pelecehan yang terjadi di Sukabumi, penculikan dan pemerkosaan seorang siswi MT S yang terjadi di Aceh, pembunuhan di Cirasas, Jakarta Timur yang dilakukan oleh anak SMP kepada temannya, anak yang terjun bebas karena tidak boleh nonton film Spiderman dan masih banyak lagi yang semuanya punya garis besar yang sama ANAK, ADIK & SAUDARA KECIL KITA SEDANG DISERANG.
Generasi muda kita sedang mengalami krisis yang luar biasa, bagaimana tidak dari yang paling kecil TK dilecehkan sedemikian rupa (kasus JIS), SD (kasus Renggo) dipukuli kakak kelas yang mengakibatkan kematian, SMP (kasus Yakobus di Ciracas) ditusuk 2 kali, MTS diculik 4 hari diperkosa (Aceh) oleh 10 anak muda hingga mengakibatkan anak tersebut mengalami gangguan jiwa karena kabarnya sempat masuk RS Jiwa. What next?
Kadang gak habis pikir darimana anak-anak ini mendapatkan ide, oke setan pasti turut andil didalamnya, namun apakah hanya itu. Terpikirkan apakah media, melalui film-film yang memiliki muatan kekerasan, unsur pornografi yang dapat ditonton bebas anak-anak kita di jaman ini bukanlah salah satu pemicu perilaku menyimpang ini. Tapi siapa mau disalahkan untuk begitu banyak peristiwa ini, yang pasti semua pihak bilang “kita semua lalai”. Lalai mengawasi, meneladani, memperingati atau mungkin hanya karena terlalu cuek dengan apa yang mereka alami.
Berapa banyak dari kita masih mengawasi atau mendampingi ketika anak-anak kita menonton, masihkan kita meluangkan waktu untuk menyeleksi beberapa film yang akan ditonton oleh anak-anak kita. Saat mereka dengan bebas menggunakan telepon selulernya dalam mengakses internet, apakah kita tahu situs apa yang mereka buka dan tonton?
Jadi orang tua dijaman ini gak mudah, berat banget dan kalau masih banyak orang tua yang santai dan cuek akan berapa banyak lagi anak-anak dijaman ini yang jadi korbannya. I send this for you parent, sister or brother, teacher PERHATIKAN MEREKA ANAK-ANAK, SAUDARA KITA.
Perhatikan apa yang mereka konsumsi (baca, tonton, buka diweb)
Perhatikan dengan siapa mereka bergaul
Perhatikan dan berikan mereka pendidikan yang benar pertama-tama dalam lingkup keluarga
Kalau kita sendiri yang disebut ayah, ibu, kakak, guru masih memberikan teladan yang tidak baik dalam bertutur kata dan bertindak tidaklah heran jika mereka jadi lebih jago meniru semua kebiasaan buruk kita. Kalau kita sebagai orang dewasa masih mengumpat dengan segala macam kata makian didepan mereka, jangan kaget apabila pada akhirnya kita akan mendengar umpatan yang keluar dari mulut meraka yang lebih kreatif.
Kalau kita sendiri yang sudah “ngakunya” dewasa berstatus orangtua masih melihat film porno, menyimpan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi dan senang mengkoleksinya. Mereka akan lebih kreatif meningkatkan kadarnya mungkin dengan mempraktekkannya. Tanpa sadar kitalah yang mengajari mereka, kita melakukakan so jangan tanya kenapa mereka bisa lebih brutal.
Mungkin kita nggak ngajak mereka nonton bareng blue film, mungkin kita nggak ngajarin mereka memukul, membully atau melecehkan orang lain. Bukan-bukan kita, tapi ketika dibelakang mereka kita melakukannya, percayalah akan ada yang dengan senang hati melakukannya untukmu.
Berharap akan lebih banyak lagi yang perduli, calon-calon guru, calon-calon orang tua, atau yang sudah jadi orang tua & guru sungguhan. Tugas kita bukan cuma cari uang, kasih mereka makan, atau mengajari mereka dengan segala ilmu pengetahuan tapi mendidik mereka dalam cinta kasih, mengajarkan melalui tindakan kita dan merawat mereka sampai mereka siap menghadapi dunia.
Just talk, think and pray for our kids.
*Late post (Menuliskannya tahun 2014, dalam kondisi sedikit marah saya rasa)